Jumat, 17 November 2017

PEMBAGIAN FI'IL DAN FUNGSI TAMBAHAN WAZAN MAZID

Fi’il dilihat dari jumlah hurufnya:

A.    Fi’il Tsulatsi  (Fi’il bangsa tiga huruf)

1.      Mujarrad

Fi’il jumlah huruf asalinya 3, tanpa ada penambahan. Tiga huruf asli ini minimal dalam kata bahasa arab.

Fi’il Tsulatsi Mujarrod memiliki 6 wazan, yang kesemuanya bersifat Sima’i (  سماعي  ), yaitu kita hanya mendengar dan mengikutinya dari orang-orang ‘arab terdahulu atau merujuk kepada kamus.
Wazan-wazannya yaitu :
WAZAN
MAUZUN
فَعَلَ   يَفعُلُ
نَصَرَ     يَنْصُرُ
فَعَلَ   يَفْعِلُ
ضَرَبَ   يَضْرِبُ
فَعَلَ   يَفْعَلُ
مَنَحَ     يَمْنَحُ
فَعِلَ   يَفْعَلُ
فَضِلَ    يَفْضَل
فَعُلَ   يَفْعُلُ
حسُن    يحسُن
فَعلَ   يَفْعِلُ
حَسِبَ   يَحْسِبُ

 Pada wazan ke 3 ini ‘ain fi’il atau lam fi’il-nya berupa huruf halqi
خلق yaitu: هـ -أ غ -ع - خ - ح -
Contoh Tashrif Ishtilahi Fi’il Tsulatsi Mujarrad Wazan Bab I
الَّصْرِيْفُ اْلاِصْطِلاَحِيُّ
ISIM ALAT
ZAMAN/ TEMPAT
FI’IL NAHI
FI’IL AMAR
ISIM MAF’UL
ISIM FA’IL
ISIM MASDAR
FI’IL MUDHARI’
FI’IL MADHI
KET.
مِفْعَلٌ
مَفْعَلٌ
لاَتَفْعُلْ
اُفْعُلْ
مَفْعُوْلٌ
فَاعِلٌ
فَعْلاً
يَفْعُلُ
فَعَلَ
BENTUK WAZAN
perkakas kerja
waktu/ tempat kerja
jangan kerjakan!
kerjakan!
bahan pekerjaan
si pe kerja
kerja
akan/ sedang bekerja
sudah bekerja
FUNGSI MAKNA
مِنْصَرٌ
مَنْصَرٌ
لاَتَنْصُرْ
اُنْصُرْ
مَنْصُوْرٌ
نَاصِرٌ
نَصْرًا
يَنْصُرُ
نَصَرَ
بناء صحيح
alat peno long
waktu/ tempat pertolongan
janganlah    ditto long!
tolonglah! kamu
yg mendapat perto longan
sang penolong
pertolongan
ia akan/ sedang menolong
ia sudah menolong
FUNGSI MAKNA
مِمَدٌّ
مَمَدٌّ
لاَتَمُدَّ
مُدَّ
مَمْدُوْدٌ
مَادٌّ
مَدًّا
يَمُدُّ
مَدَّ
بناء مضاعف
peralatan peman-jangan
waktu/ tempat pemanjangan
jangan memanjangkan
panjangkan!
yang panjang
pemanjang
pemanjangan
akan/ sedang memanjangkan
sudah memanjangkan
FUNGSI MAKNA
مِصْوَنٌ
مَصَانٌ
لاَتَصُنْ
صُنْ
مَصُوْنٌ
صَائِنٌ
صَوْنًا
يَصُوْنُ
صَانَ
بناء اجواف واوي
alat penjagaan
waktu/ tempat penjagaan
jangan menjaga!
jagalah!
yg terjaga/ terpelihara
si penjaga
penjagaan
akan/ sedang menjaga
sudah menjaga
FUNGSI MAKNA
مِغْزًى
مَغْزًى
لاَتَغْزً
اُغْزُ
مَغْزُوُّ
غَازٍ
غَزْوًا
يَغْزُوْ
غَزَا
بناء ناقص واوي
alat untuk mencari
waktu/ tempat pencarian
jangan dicari!
carilah!
suatu yg dicari
si pencari
pencarian
akan/ sedang mencari
sudah mencari
FUNGSI MAKNA
مِئْمَلٌ
مَأْمَلٌ
لاَتَأْمُلْ
أُوْمُلْ
مَأْمُوْلٌ
آمِلٌ
أَمَلاً
يَأْمُلُ
أَمَلَ
بناءمهموز فاء
alat peng-ha rapan
waktu/ tempat mengharap
jangan meng-harap!
ber-ha raplah!
yang di-harap
sang pengharap
harapan
akan/ sedang mengharap
telah mengha rap
FUNGSI MAKNA












 2.      Mazid

Fi’il jumlah huruf asalinya 3, lalu ada penambahan huruf untuk mendapat arti yang diinginkan.

WAZAN
MAUZUN
أَفْعَلَ   يُفْعِلُ    إفْعَالاً
أَكْرَم    يُكْرِم    إكْراماً
فَعّلَ    يُفَعِّلُ    تَفْعيلاً
فَرَّحَ     يُفَرِّحُ    تَفْرِيحاً
فَاعَلَ يُفَاعِلُ مُفَاعَلَةً وفِعَالاً وفِيْعَالاً
قَاتَلَ  يُقَاتِلُ مُقَاتَلَةً وقِتَالاً وقِيْتَالاً
انْفَعَلَ   يَنْفَعِلُ   انْفِعَالاً
انْكَسَرَ   يَنْكَسِرُ  انْكِسَارَاً
افْتَعَلَ   يَفْتَعِلُ   افْتِعَالاً
اجْتَمَعَ   يَجْتَمِعُ  اجْتِمَاعَاً
افْعَلَّ    يَفْعَلُّ    افْعَلالاً
احْمَرَّ    يَحْمَرُّ   احْمِرَارَاً
تَفَعَّلَ    يَتَفَعَّلُ   تفعُّلاً
تَكَلَّمَ    يَتَكَلَّمُ   تَكَلُّمَاً
تَفَاعَلَ يَتَفَاعَل تَفَاعُلاً
تَبَاعَدَ يَتَبَاعَدُ تَبَاعُدَاً
اسْتَفْعَلَ يَسْتَفْعِل اسْتِفْعَالاً
اسْتَخْرَجَ يَسْتَخْرِجُ اسْتِخْرَاجَاً
افْعَوْعَلَ يَفْعَوْعَلُ افْعِيْعَالاً
اعْشَوْشَبَ يَعْشَوْشَبُ اعْشِيْشَابَاً
افْعَوَّلَ يَفْعَوَّلُ افْعُوَّالاً
اجَلَوَّذّ يَجْلَوَّذُ اجْلَوَّاذاً
افْعَالَّ يَفْعَالُّ افْعِيْعَالاً
احْمَارَّ يَحْمَارُّ احْمِيرَارَاً
 a.      Apabila tambahannya 1 menjadi 4, maka bernama ثلاثي مزيد رباعي
Fiil Tsulasi Mazid Rubai ada 3 wazan, yaitu :
Pertama Wazan   فَعَّلَ   
Pada wazan ini ada tambahan tasydid di A’in fi’ilnya, yang berfungsi:

1).  للتعديّة ( memuta’addikan fi’il lazim )

Contoh:

فَرَّحَ زيدٌ عمرا

Zaid mengembirakan ‘Amar”.

(bentuk asal fi’il lazim فَرَحَ  gembira)

2). للدِّلالةِ على التكثير  ( menunjukkan memperbanyak)

Contoh :

قَطَّعَ زيد الحبل

Zaid memotong-motong tali

(menjadiakannya banyak potongan. Bentuk asal fi’il قَطَعَ   memotong 1 potongan)

3). لِنِسْبَةِ المفعول إلى أصل الفعل  /menisbatkan maf’uul (objek) pada bentuk asal fi’il.

Contoh:

كفر زيد عمرا

“Zaid mengkafirkan ‘Amar”
(menisbatkannya pada bentuk asal fiil
كفر  kafir)

4). لِسَلْبِ أصلِ الفعلِ من المفعولِ  /membuang bentuk asal fi’il dari objeknya (maf’ulnya)

Contoh:

قشر زيد الرمان

“zaid menguliti buah delima”

(yakni membuang kulitnya, bentuk asal fi’il قشر  berkulit)

5). لاتِّخاذِ الفعلِ من الإسمِ /menjadikan fi’il dari isim.

(Mambuat fi’il dari isim)

Contoh:

خيم القوم

“Kaum itu berkemah”

(yakni, mereka mendirikan dan tinggal di kemah, asal bentuknya kalimah isim yaitu KHIYAAM=kemah).

Al-ism pada contoh ini adalah خَيْمَة (kemah atau tenda).

Dari beberapa faidah wazan فَعَّلَ yang sering dijumpai dan sering dipakai adalah faidah للتكثير dan للتعدية

Kedua Wazan فَاعَلَ  )

Fi’il tsulatsi mujarrad dipindah ke wazan FAA’ALA (menambah alif setelah fa’ fi’il) mempunyai 4 faidah/kegunaan:

1). للمُشارَكَة بيْن الإثنيْنِ  / persekutuan (interaksi) antara dua orang/ pelaku.

المشاركة اَنْ يفعل اَحدهمامايفعله الأخَرُحتى كل منهما فاعلا ومفعولا

“Musyarakah adalah olehnya salah satu dari kedua pelaku mengerjakan apa yang dilakukan oleh pelaku yang lainnya, sehingga mereka menjadi fai’il dan juga maf’ul

Contoh:

ضارب زيد عمرا

“Zaid saling pukul pada ‘Amar”

(yakni salah-satunya melakukan pekerjaan yg dilakukan oleh yg lainnya, sehingga masing-masih dari kedua orang menjadi subjek dan objek).

2). لمعنى "فَعَّلَ"

Contoh:

ضاعف الله

“Allah melipat gandakan”

(yakni, satu arti dengan DHA’-'AFA “melipatkan”)

3). لمعنى "أفْعَلَ" التي للتعدية /bermakna wazan af’ala untuk memuta’addikan fiil lazim.

Contoh:

عافاك الله

“semoga Allah menyembuhkan kamu”.

(yakni, se arti dengan اعفك “menyembuhkan/menyehatkan kamu”)

4(. لمعنى "فَعَلَ" المُجَرَّد /bermakna fa’ala (fi’il mujarrad)

Contoh:

سافر زيد

“zaid bepergian”

قاتله الله

“semoga Allah membinasakannya”

بارك الله فيك

“semoga Allah memberkahimu”.

 Ketiga Wazan  أفعل  


Tambahan hamzah qotho’ di awal kalimah:

1).  للتعديّة (memuta’addikan fi’il lazim), contoh:

Ta’diyyah adalah merubah fi’il lazim menjadi muta’adi.

Contoh: أَكْرَمْتُ زَيْدًا  “Saya memuliakan Zaid”.

Dalam hal ini apabila fi’il aslinya adalah muta’adi pada maf’ul satu, maka ketika diikutkan pada wazan ini maka akan menjadi muta’adi pada dua maf’ul.

Contoh: أَقْرَأْتُهُ الْقُرْآنَ  “Saya membacakannya Al-Qur’an”.

Demikian pula apabila asalnya adalah muta’adi pada dua maf’ul, maka akan menjadi muta’adi pada tiga maf’ul.

Contoh: أَعْلَمْتُ زيدًا عمرًا مُسافرًا  “Saya memberitahukan Zaid, bahwa Amar yang pergi”

2).  للدخول في الشّيء  (Masuk pada sesuatu)

Contoh:

أمسى المسافر


Musafir itu/seorang yg dalam perjalanan itu sudah masuk sore.

3).   لقصد المكان  (Menuju ke suatu tempat)

  contoh:

أحجز زيد


Zaid hendak ke Hijaz

أعرق زيد


Zaid hendak ke Iraq

4). لوجود مااشْتَقَّ منه الفعلُ في الفاعل  (untuk menunjukkan adanya sesuatu pada Fa’il, yg fi’ilnya dimusytaq dari nama berang tsb/ munculnya asal fi’il didalam fa’il)

Contoh: أَثْمَرَ الطَّلْحُ    “Pohon pisang itu telah berbuah”

مااشْتَقَّ disini adalah ثَمَرٌ, dan darinyalah tercetak fi’il (pekerjaan), yang pekerjaan tersebut terjadi pada fa’il-nya.

contoh:

أثمر الطلح


pohon itu telah berbuah

أورق الشجر


pohon itu telah berdaun

5). للمُبالَغَة (mempersangat/melebihkan), contoh:

أشغلت عمرا


aku menyibukkan ‘Amar, yakni aku menjadikannya lebih sibuk.

6). لوِجْدانِ الشيءِ في صِفةٍ  (merasakan adanya sesuatu di dalam suatu sifat/ menemukan sesuatu pada sifat)

contoh:

أعظمت زيدا


aku mendapati zaid seorang yang agung.

أحمدت زيدا


aku mendapati zaid seorang yang terpuji.

7). للصَّيْرُورة  (Berubah menjadi) (menjadi), contoh:

أقفر البلد


Negeri itu menjadi gersang

8). للتَّعْريْض  (Memamerkan, menampakkan/memajang).

Maksudnya fa’il menawarkan supaya maf’ul-nya diberi hukum dengan asalnya fi’il.

contoh:

أباع الثوب


aku memajang baju untuk dijual.

9). للسَّلْب  (Menarik, menghilangkan, menanggalkan),

contoh:

أشفى المريض


orang sakit itu telah hilang kesembuhannya

10). للحَيْنونَة  (Tiba masanya), contoh:

أحصد الزرع


tanaman itu sudah waktunya panen.

 b.      Apabila tambahannya 2 menjadi 5, maka bernama ثلاثي مزيد خماسي

Fi’il Tsulatsi Mazid Khumasi adalah bentuk kalimah fiil yang terdiri dari 5 huruf, yang 3 huruf asli dan yang 2 Huruf tambahan.

Fi’il Tsulatsi Mazid Khumasi ada 5 wazan

Pertama : تفعّل - يتفعّل - تفعّل

1). لِمُطاوَعَة فَعَّلَ (sebagai Muthowa’ah dari fi’il wazan “Fa”ala) Muthowa’ah adalah peristiwa terjadi oleh sebab pekerjaan Fi’il Muta’addi, contoh:

كسرت الزجاج فتكسر


aku memecahkan kaca, maka kaca menjadi pecah.

2). للتَّكْليْف (Penekanan makna , berdaya upaya dalam pekerjaan untuk menghasilkan),

وهو معاناة الفاعلِ الفعلَ لِيَحْصُلَ

“Maksudnya adalah fa’il (pelaku) berusaha dengan keras dalam melakukan perbuatan agar dapat berhasil”

Contoh:  تَشَجَّعَ زيدٌ    “Zaid memberanikan diri”

contoh:

3). لاتِّخَاذِ الفاعل أصْلَ الفعل مفعولاً (menjadikan asal bentuk Fi’il sebagai Maf’ul),

contoh:

تبنيت يوسف


aku mengambil Yusuf sebagai anak.

4). للدلالة على مجانبة الفعل (untuk menunjukkan keengganan/ menjauhi perbuatan atau asal fi’il)

contoh:

تذمم زيد


Zaid menghindari celaan.

5). للصّيرورة (menjadi),contoh:

تأيمت المرأة


perempuan itu menjadi janda.

6). للدّلالة على حُصُولِ أصْلِ الفِعلِ مَرَّةً بَعْد أُخرى (menunjukkan pekerjaan terjadi satu demi satu),

contoh:

تجرع زيد


Zaid minum seteguk demi seteguk.

7). للطَّلَب (Meminta, mengharap)

 contoh:

تعدجل الشيء


dia mengharap sesuatu dg segera

تبين الشيء


dia mengharap kejelasan sesuatu.

 Keduaتفاعل - يتفاعل - تفاعل
Dengan penambahan ta’ dan alif

1). للمُشَارَكَة بين الإثْنَيْن فَأكثر  (persekutuan timbal balik antara dua orang atau lebih),

contoh:

تصالح القوم


Kaum saling damai/rukun.

تضارب زيد وعمرو


Zaid dan Amar saling pukul.

Perbedaan faidah musyarakah pada wazan فَاعَلَ dengan تَفَاعَلَ yaitu:

a)   Musayarakah pada bab تَفَاعَلَ itu dilakukan oleh dua orang atau lebih. Sedangkan pada bab فَاعَلَ hanya dilakukan oleh dua orang saja.

b)   Musyarakah pada babفَاعَلَ itu diawali oleh orang yang menang dalam musyarakah tersebut. Sedangkan pada bab تَفَاعَلَ tidak diketahui siapa yang memulai, dan siapa yang unggul.

c)   Musyarakah pada bab فَاعَلَ lafadznya mengandung makna muta’adi. Sedangkan pada bab تَفَاعَلَ justru merubah fi’il muta’adi menjadi lazim. Dalam arti ketika fi’il muta’adi pada satu maf’ul maka akan menjadi lazim.   ضَرَبَ زيدٌ عمرًا = ضارَبَ زيدٌ عمرًاà  تَضَارَبَ زيدٌ وعمروٌ.

Dan ketika fi’il itu muta’adi pada dua maf’ul maka berubah menjadi muta’adi pada maf’ul satu.

Contoh:عَاطى زيدٌ عمرًا درهمًا à  تَعَاطى زيدٌ وعمروٌدرهمًا

2). لإظْهارِ ما ليسَ في الواقِع  (menunjukkan sesuatu yg tidak sebenarnya /pura-pura), contoh:

تمارض زيد


Zaid pura-pura sakit.

3). للوُقُوْعِ تَدْرِيْجًا  (menunjukkan pekerjaan secara berangsur-angsur).

توارد القوم


Kaum datang satu-persatu.

4). لِتأْديّة معنى المُجَرَّد (berlaku seperti makna mujarradnya), contoh:

تعالى و تسامى


tinggi (sebagaimana makna ALAA dan SAMAA)

5). للمُطاوَعَة فَاعَلَ (sebagai Muthowa’ah dari fi’il wazan “Faa’ala) Muthowa’ah adalah peristiwa terjadi oleh sebab pekerjaan Fi’il Muta’addi, contoh:

باعدته فتباعد


aku menjauhinya, maka menjadi jauhlah dia.

ومعنى المطاوعة حصول الاَثَرِ مِن فعلٍ الى فعلٍ اَخَر يُلاقيْه اشْتِقاقًا

“Arti muthowa’ah adalah hasilnya bekas dari satu pelaku pekerjaan kepada pelaku pekerjaan yang lain, yang sama asal tercetaknya”

Contoh:  بَاعَدْتُهُ فَتَبَاعَدَ   “Aku jauhkan dia, maka dia menjadi jauh”

Dari beberapa faidah wazan تَفَاعَلَ yang sering dijumpai dan sering dipakai adalah faidah للمشاركة بين اثنين

 Ketiga : افتعل - يفتعل - افتعل
dengan tambahan hamzah dan ta’

1).   لمُطاوعة فَعَلَ

Contoh:

جَمَعْتُ الإبِلَ فَاجْتَمَعَ

“Aku kumpulkan unta itu, maka unta itu menjadi berkumpul”


2).   للإتِّخاذ (Membuat)

Contoh:  احْتَبَزَ زيدٌ   “Zaid membuat roti”

3).    لزِيادة المُبالغة (Menambah arti mubalaghoh)

Contoh:  اكْتَسَبَ زيدٌ “Zaid berkerja keras (susah payah)”

4).      لِمعنى فَعَلَ

Contoh:  اجْتَذَبَ زيدٌ   “Zaid menarik”

5).   لمعنى "تَفَاعَلَ" التى للمشاركة

Contoh:  اخْتَصَمَ زيدٌ وعمروٌ   “Zaid dan Amar bertengkar”

6).     للطَّلب

Contoh:  اكْتَدَّ زيدٌ عمرًا “Zaid meminta Amar agar bekerja keras”

Dari beberapa faidah wazan افْتَعَلَ yang sering dijumpai dan sering dipakai adalah faidah للمطاوعة.

Keempat : انفعل - ينفعل - انفعل
dengan tambahan hamzah dan nun

1).    لمُطاوعة فَعَلَ

Contoh:  كَسَرْتُ الزُّجَاجَ فَانكَسَرَ   “Aku pecahkan kaca itu, maka kaca itu menjadi pecah”

2).    لمُطاوعة "أفْعَلَ" قليلاً

Contoh: اَزْعَجَهُ فَانْزَعَجَ “Dia mengusirnya, maka terusirlah dia”

 Kelima: افعلّ - يفعلّ افعلّ (dengan tambahan hamzah dan syaddah)

1).   للدِّلالة على الدُّخُولِ في الصِّفة (Menunjukkan masuknya fa’il pada suatu sifat)

Contoh:  اِحْمَرَّ الْبُسْرُ   “Buah kurma itu telah merah

2).   للمُبالغة (Melebihkan pada sifat)

Contoh:  اِسْوَدَّ اللَّيْلُ   “Malam itu sangat gelap”

3).     للعيوب

Contoh: اَعْوَرَّ زيْدٌ    Zaid menjadi buta sebelah matanya.”

Dari beberapa faidah wazan افْعَلَّ yang sering dijumpai dan sering dipakai adalah faidah للدِّلالة على الدُّخُولِ في الصِّفة dan للعيوب.

c.      Apabila tambahannya 3 menjadi 6, maka bernama ثلاثي مزيد سداسي

Fi’il Tsulatsi Mazid Tsudasi adalah bentuk kalimah fiil yang berjumlah 6 huruf  yang 3 huruf asli dan 3 huruf tambahan.

Fi’il Tsulatsi Mazid sudasi ada 4 wazan, yaitu :

Pertama :  استفعل - يستفعل – استفعالا
dengan penambahan hamzah, sin dan ta’

1).  لطلب الفعلِ (Meminta terjadinya pekerjaan)

Maksudnya adalah permintaan fa’il pada asal fi’il dari maf’ulnya.

Contoh: أَسْتَغْفِرُ اللهَ (saya memohon ampun kepada Allah) berarti saya meminta Allah mengampuni saya.

2).  للوِجْدانِ على صفةٍ (Menemukan sifat). Maksudnya adalah fa’il menemukan suatu sifat yang dimiliki oleh maf’ul.

Contoh: اسْتَعْظَمْتُ مُحَمَّدًا (saya menemukan keagungan dari diri muhammad)

3).  التحول و التشبه `( Perubahan dan penyerupaan ).

Contoh استحجر الطين Artinya tanah telah menjadi batu,

استاسد احمد   artinya ahmad telah menyerupai singa.

4).  للتَّكَلُّف (Membebani)maksudnya pelaku berusaha lebih untuk menampakkan sesuatu dari dalam dirinya.

Contoh: اسْتَجْرَأَ مُحَمَّدٌ ( Muhammad memberanikan diri)

5).  لمعنى  فَعَلَ  المُجرَّد

Contoh: اسْتَقْرَأَ bermakna قَرَّ (tetap)

6).    فَاعَلَ و أَفْعَلَ.   للمطاوعة

Contoh:  اَرَاحَهُ فَاسْتَرَحَ   “Dia menyenangkannya, maka ia menjadi senang”

Dari beberapa faidah wazan اسْتَفْعَلَ yang sering dijumpai dan sering dipakai adalah faidah للطلب.

Contoh: أَحْكَمْتُهُ, فَسْتَحْكَمَ (saya telah mengukuhkannya, maka jadilah  kukuh)


Kedua : افعوعل - يفعوعل - فعوعلا
dengan penambahan hamzah, wawu dan penggandaan ‘ain fi’il-nya memiliki makna

 1).  للمُبالغة

Contoh:  اِحْدَوْدَبَ زيدٌ   “Zaid sangat bungkuk

2).    لمعنى "فَعَلَ" المجرّد

Contoh:  اِحْلَوْلَى التَّمَرُ   “Kurma itu manis”


Ketiga : افعوّل - يفعوّل - افعوّل
Dengan penambahan hamzah dan wawu bersyaddah, memiliki makna

mubalaghoh atau “sangat”, contoh : Kata خرَط bermakna “redup”, bila diubah menjadi اخروّط bermakna “sangat redup”.

1).   للمُبالغة اللاَزِم (Memaksimalkan makna lazim)

Contoh:  اِجْلَوَّدَ الإِبِلُ   “Unta itu berjalan sangat cepat”

Keempat : افعالّ - يفعالّ - فعلاًا
dengan penambahan hamzah, alif dan syaddah memiliki makna mubalaghoh atau “sangat”, contoh : Kata حمِر bermakna “merah”, bila diubah menjadi احمرّ bermakna “sangat merah” dan menjadi احمارّ bermakna “sangat amat merah”.

1).   للمُبالغة في الدخول في صفَة (Memaksimalkan makna masuk pada sifat)

Contoh:  اِصْفَارَّ الْمُوْزُ   “Pisang itu sangat kuning”

 B. Fi’il Ruba’i (Fi’il bangsa empat huruf)

1.      Mujarrad

Fi’il jumlah huruf asalinya 4, tanpa ada penambahan.

Fiil Ruba'I Mujarraod adalah bentuk kalimah Fiil yang terdiridari 4 huruf  yang asli.

Fiil Ruba'I Mujarrod memiliki 1 wazan yaitu فعلل- يفعلل
WAZAN
MAUZUN
فَْعْلَلَ   يُفَعْلِلُ   فَعْلَلَةً   فِعْلاَلاً
دَحْرَجَ   يُدَحْرِجُ   دَحْرَجَةً   دِحْرَاجًا

Fi’il Mulhaq Ruba’i Mujarrad, ada 6 Bab.

WAZAN
MAUZUN
فَوْعَلَ   يُفَوْعِلَ فَوْعَلَةً   وفِيْعَالاً
حَوْقَلَ  يُحَوْقِلُ  حَوْقَلَةً   وحِيْقَالاً
فَيْعَلَ    يُفَيْعِلُ   فَيْعَلَهً   وفِيْعَالاً
بَيْطَرَ    يُبَيْطِرُ    بَيْطَرَةً   وبِيْطَارَاً
فَعْوَلَ   يُفَعْوِل فَعْوَلَةً   وفِعْوَالاً
جَهْوَرَ  يُجَهْوِرُ  جَهْوَرَةً  وجِهْوَارَاً
فَعْيَلَ    يُفَعْيِل  فَعْيَلَةً   وفِعْيَالاً
عَثْيَرَ    يُعَثْيُرُ    عَثْيَرَةً    وعِثْيَاراً
فَعْلَلَ    يُفَعْلِلُ  فَعْلَلَةً   وفِعْلالاً
جَلْبَبَ  يُجَلْبِبُ  جَلْبَبَةً   وجِلْبَابَاً
فَعْلَى    يُفَعْلى  فَعْلَيَةً   وفَعْلاءً
سَلْقَى   يُسَلْقَى  سَلْقَيَةً   وسَلْقَاءً
 1.                                                 2. Mazid

Fi’il jumlah huruf asalinya 4, lalu ada penambahan huruf untuk mendapat arti yang diinginkan.

a.Apabila tambahannya 1 menjadi 5, maka bernama رباعي مزيد خماسي
Ruba'I Mazid khumasi adalah bentuk kalimah fiil yang terdiri dari 5 huruf, yang 4 huruf asli dan 1 huruf tambahan.

Fi’il Ruba’i  Mazid khumasi hanya ada satu wazan, yaitu

 تَفَعْلَلْيَتَفَعْلَلُ -  تَفَعْلَلَ
dengan penambahan ta’ memiliki makna muthowa’ah atau ” hasil perbua tan”, contoh :
Kata دحرج  bermakna “menggulingkan”, bila diubah menjadi تدحرج  bermakna “terguling”.

Fi’il Ruba’i Mazid Khumasi Memiliki Mulhaq (Fiil Tsulasi mujarrod yang disamakan) yang berjumlah 7 yaitu :

Pertama    : تفعلل  

Kedua       :  تفوعل

Ketiga       : تمفعل  

Keempat   : تفيعل

Kelima      : تفعول

Keenam    :تفعيل

Ketujuh    : تفعلى

WAZAN
MAUZUN
تَفَعْلَلَ يَتَفَعْلَل تَفَعْلُلاً
تجلبب يتجلبب تجلبباً
تَفَوْعَلَ يَتَفَوْعَلُ تَفَوْعُلاً
تَجَوْرَبَ يَتَجَوْرَبُ تَجَوْرُبَاً
تَفَيْعَلَ يَتَفَيْعَلُ تَفَيْعُلاً
تَشَيْطَنَ يَتَشَيْطَنُ تَشَيْطُنَاً
تَفَعْوَلَ يَتَفَعْوَلُ تَفَعْوُلاً
تَرَهْوَكَ يَتَرَهْوَكُ تَرَهْوُكَاً
تَفَعْلَى يتَفَعْلَى تَفَعْلِيِاً
تَسَلْقَى يَتَسَلْقَى تَسَلْقِيَاً
افْعَنْلَلَ يَفْعَنْلِل افْعِنْلالاً
اقْعَنْسَسَ يَقَعَنْسَسُ اقْعِنْسَاسَاً

افْعَنْلَى يَفْعَنْلَى افْعِنْلاءً

اسْلَنْقَى يَسْلَنْقَى اسْلِنْقَاءً

 b.      Apabila tambahannya 2 menjadi 6, maka bernama رباعي مزيد سداسي
Fi’il Ruba’i  Mazid Sudasi adalah bentuk kalimah fil yang terdiri dari 6 huruf, yang 4 huruf asal dan yang 2 huruf tambahan.

Fi’il Ruba’i Mazid Sudasi ada 2 wazan, yaitu :

Pertama :  افْعِنْلالاً  يَفْعَنْلِل  افْعَنْلَلَ  ( dengan penambahan hamzah dan nun memiliki makna muthowa’ah atau hasil perbuatan.

Contoh : Kata حرجم bermakna “mengumpulkan, bila diubah menjadi احرنجم bermakna “terkumpul” atau “berdesakan”.

Kedua    :  افْعِلالاً   يَفْعَلِلُّ  افعَلَلَّ              

Contoh   :  اقْشِعْرَارَاً      يَقْشَعِرُّ   اقْشَعَرَّ   

Fiil Ruba'i Mazid Sudasi berwazan افعنلل – يفعنلل  memiliki mulhaq (Fiil Tsulasi mujarrod yang disamakan) yang  berjumlah 2 yaitu

Pertama  : افغنلل

Kedua : افعنلى
Kedua : 
افعللّ - يفعللّ

dengan penambahan hamzah dan syaddah memiliki makna mubalaghoh atau “sangat”, contoh : Kata قشعر bermakna “berkerut”, bila diubah menjadi اقشعرّ bermakna “sangat berkerut”.

3.      Mulhaq

Fi’il jumlah huruf asalinya 4, dengan menyamakan diri fi’il yang 4 huruf.

Mulhaq ruba'I Mujarrod adalah bentuk kata fiil Tsulasi yang disamakan dengan Ruba'I Mujarrod. Jumlah wazan Mulhaq Ruba'I Mujarrod ada 7

Pertama : فعلل – يفعلل

Kedua : فوعل – يفوعل

Ketiga : فيعل – يفيعل

Keempat : فعول – يفعول

Kelima : فعيل – يفعيل

Keenam : فعلى – يفعلى

Ketujuh : فعنل – يفعنل


PERIBAHASA ARAB DAN TERJEMAHNYA

مَنْ سَارَ عَلىَ الدَّرْبِ وَصَلَ Barang siapa berjalan pada jalannya sampailah ia مَنْ جَدَّ وَجَدَ Barang siapa bersungguh-sungguh,...