Fi’il dilihat dari jumlah hurufnya:
A. Fi’il Tsulatsi
(Fi’il bangsa tiga huruf)
1. Mujarrad
Fi’il jumlah huruf asalinya 3, tanpa ada
penambahan. Tiga huruf asli ini minimal dalam kata bahasa arab.
Fi’il
Tsulatsi Mujarrod memiliki 6 wazan, yang kesemuanya bersifat Sima’i ( سماعي ), yaitu kita hanya mendengar dan
mengikutinya dari orang-orang ‘arab terdahulu atau merujuk kepada kamus.
Wazan-wazannya yaitu :
Wazan-wazannya yaitu :
WAZAN
|
MAUZUN
|
فَعَلَ يَفعُلُ
|
نَصَرَ يَنْصُرُ
|
فَعَلَ يَفْعِلُ
|
ضَرَبَ يَضْرِبُ
|
فَعَلَ يَفْعَلُ
|
مَنَحَ
يَمْنَحُ
|
فَعِلَ يَفْعَلُ
|
فَضِلَ يَفْضَل
|
فَعُلَ يَفْعُلُ
|
حسُن يحسُن
|
فَعلَ يَفْعِلُ
|
حَسِبَ يَحْسِبُ
|
خلق yaitu: هـ -أ غ -ع - خ - ح -
Contoh
Tashrif Ishtilahi Fi’il Tsulatsi Mujarrad Wazan Bab I
الَّصْرِيْفُ اْلاِصْطِلاَحِيُّ
ISIM
ALAT
|
ZAMAN/ TEMPAT
|
FI’IL
NAHI
|
FI’IL
AMAR
|
ISIM
MAF’UL
|
ISIM
FA’IL
|
ISIM
MASDAR
|
FI’IL
MUDHARI’
|
FI’IL
MADHI
|
KET.
|
||
مِفْعَلٌ
|
مَفْعَلٌ
|
لاَتَفْعُلْ
|
اُفْعُلْ
|
مَفْعُوْلٌ
|
فَاعِلٌ
|
فَعْلاً
|
يَفْعُلُ
|
فَعَلَ
|
BENTUK WAZAN
|
||
perkakas
kerja
|
waktu/
tempat kerja
|
jangan kerjakan!
|
kerjakan!
|
bahan
pekerjaan
|
si
pe kerja
|
kerja
|
akan/
sedang bekerja
|
sudah bekerja
|
FUNGSI MAKNA
|
||
مِنْصَرٌ
|
مَنْصَرٌ
|
لاَتَنْصُرْ
|
اُنْصُرْ
|
مَنْصُوْرٌ
|
نَاصِرٌ
|
نَصْرًا
|
يَنْصُرُ
|
نَصَرَ
|
بناء صحيح
|
||
alat peno long
|
waktu/ tempat pertolongan
|
janganlah ditto long!
|
tolonglah! kamu
|
yg mendapat perto longan
|
sang penolong
|
pertolongan
|
ia akan/ sedang menolong
|
ia sudah menolong
|
FUNGSI
MAKNA
|
||
مِمَدٌّ
|
مَمَدٌّ
|
لاَتَمُدَّ
|
مُدَّ
|
مَمْدُوْدٌ
|
مَادٌّ
|
مَدًّا
|
يَمُدُّ
|
مَدَّ
|
بناء مضاعف
|
||
peralatan peman-jangan
|
waktu/ tempat pemanjangan
|
jangan memanjangkan
|
panjangkan!
|
yang panjang
|
pemanjang
|
pemanjangan
|
akan/ sedang memanjangkan
|
sudah memanjangkan
|
FUNGSI
MAKNA
|
||
مِصْوَنٌ
|
مَصَانٌ
|
لاَتَصُنْ
|
صُنْ
|
مَصُوْنٌ
|
صَائِنٌ
|
صَوْنًا
|
يَصُوْنُ
|
صَانَ
|
بناء اجواف واوي
|
||
alat
penjagaan
|
waktu/
tempat penjagaan
|
jangan
menjaga!
|
jagalah!
|
yg
terjaga/ terpelihara
|
si
penjaga
|
penjagaan
|
akan/
sedang menjaga
|
sudah
menjaga
|
FUNGSI
MAKNA
|
||
مِغْزًى
|
مَغْزًى
|
لاَتَغْزً
|
اُغْزُ
|
مَغْزُوُّ
|
غَازٍ
|
غَزْوًا
|
يَغْزُوْ
|
غَزَا
|
بناء ناقص واوي
|
||
alat untuk mencari
|
waktu/ tempat pencarian
|
jangan dicari!
|
carilah!
|
suatu yg dicari
|
si pencari
|
pencarian
|
akan/ sedang mencari
|
sudah mencari
|
FUNGSI
MAKNA
|
||
مِئْمَلٌ
|
مَأْمَلٌ
|
لاَتَأْمُلْ
|
أُوْمُلْ
|
مَأْمُوْلٌ
|
آمِلٌ
|
أَمَلاً
|
يَأْمُلُ
|
أَمَلَ
|
بناءمهموز فاء
|
||
alat
peng-ha rapan
|
waktu/
tempat mengharap
|
jangan
meng-harap!
|
ber-ha
raplah!
|
yang
di-harap
|
sang pengharap
|
harapan
|
akan/ sedang mengharap
|
telah
mengha rap
|
FUNGSI
MAKNA
|
||
2. Mazid
Fi’il jumlah huruf asalinya 3, lalu ada
penambahan huruf untuk mendapat arti yang diinginkan.
WAZAN
|
MAUZUN
|
أَفْعَلَ يُفْعِلُ إفْعَالاً
|
أَكْرَم يُكْرِم إكْراماً
|
فَعّلَ يُفَعِّلُ تَفْعيلاً
|
فَرَّحَ يُفَرِّحُ تَفْرِيحاً
|
فَاعَلَ يُفَاعِلُ مُفَاعَلَةً وفِعَالاً
وفِيْعَالاً
|
قَاتَلَ يُقَاتِلُ مُقَاتَلَةً وقِتَالاً وقِيْتَالاً
|
انْفَعَلَ يَنْفَعِلُ انْفِعَالاً
|
انْكَسَرَ يَنْكَسِرُ انْكِسَارَاً
|
افْتَعَلَ
يَفْتَعِلُ
افْتِعَالاً
|
اجْتَمَعَ يَجْتَمِعُ
اجْتِمَاعَاً
|
افْعَلَّ يَفْعَلُّ افْعَلالاً
|
احْمَرَّ يَحْمَرُّ احْمِرَارَاً
|
تَفَعَّلَ يَتَفَعَّلُ تفعُّلاً
|
تَكَلَّمَ يَتَكَلَّمُ تَكَلُّمَاً
|
تَفَاعَلَ
يَتَفَاعَل تَفَاعُلاً
|
تَبَاعَدَ يَتَبَاعَدُ تَبَاعُدَاً
|
اسْتَفْعَلَ
يَسْتَفْعِل اسْتِفْعَالاً
|
اسْتَخْرَجَ يَسْتَخْرِجُ اسْتِخْرَاجَاً
|
افْعَوْعَلَ
يَفْعَوْعَلُ افْعِيْعَالاً
|
اعْشَوْشَبَ
يَعْشَوْشَبُ اعْشِيْشَابَاً
|
افْعَوَّلَ
يَفْعَوَّلُ افْعُوَّالاً
|
اجَلَوَّذّ يَجْلَوَّذُ اجْلَوَّاذاً
|
افْعَالَّ
يَفْعَالُّ افْعِيْعَالاً
|
احْمَارَّ يَحْمَارُّ احْمِيرَارَاً
|
a. Apabila
tambahannya 1 menjadi 4, maka bernama ثلاثي مزيد رباعي
Fiil Tsulasi Mazid Rubai ada 3 wazan, yaitu :
Pertama Wazan فَعَّلَ
Pada
wazan ini ada tambahan tasydid di A’in fi’ilnya, yang berfungsi:
1).
للتعديّة
( memuta’addikan fi’il lazim )
Contoh:
فَرَّحَ زيدٌ عمرا
Zaid mengembirakan
‘Amar”.
(bentuk
asal fi’il lazim فَرَحَ gembira)
2). للدِّلالةِ
على التكثير ( menunjukkan
memperbanyak)
Contoh :
قَطَّعَ زيد الحبل
Zaid memotong-motong tali
(menjadiakannya banyak potongan. Bentuk asal fi’il قَطَعَ memotong 1 potongan)
3). لِنِسْبَةِ
المفعول إلى أصل الفعل /menisbatkan maf’uul (objek) pada bentuk asal fi’il.
Contoh:
كفر زيد عمرا
“Zaid mengkafirkan
‘Amar”
(menisbatkannya pada bentuk asal fiil كفر kafir)
(menisbatkannya pada bentuk asal fiil كفر kafir)
4). لِسَلْبِ
أصلِ الفعلِ من المفعولِ /membuang bentuk asal fi’il dari objeknya (maf’ulnya)
Contoh:
قشر زيد الرمان
“zaid menguliti buah
delima”
(yakni membuang kulitnya,
bentuk asal fi’il قشر berkulit)
5). لاتِّخاذِ
الفعلِ من الإسمِ /menjadikan fi’il dari isim.
(Mambuat fi’il dari isim)
Contoh:
خيم القوم
“Kaum
itu berkemah”
(yakni, mereka mendirikan dan tinggal di kemah, asal
bentuknya kalimah isim yaitu KHIYAAM=kemah).
Al-ism pada
contoh ini adalah خَيْمَة (kemah atau tenda).
Dari beberapa faidah wazan
فَعَّلَ yang sering
dijumpai dan sering dipakai adalah faidah للتكثير dan للتعدية
Kedua
Wazan ( فَاعَلَ )
Fi’il tsulatsi
mujarrad dipindah ke wazan FAA’ALA (menambah alif setelah fa’ fi’il) mempunyai
4 faidah/kegunaan:
1). للمُشارَكَة
بيْن الإثنيْنِ / persekutuan (interaksi) antara dua orang/ pelaku.
المشاركة اَنْ يفعل
اَحدهمامايفعله الأخَرُحتى كل منهما فاعلا ومفعولا
“Musyarakah adalah
olehnya salah satu dari kedua pelaku mengerjakan apa yang dilakukan oleh pelaku
yang lainnya, sehingga mereka menjadi fai’il dan juga maf’ul”
Contoh:
ضارب زيد عمرا
“Zaid saling pukul
pada ‘Amar”
(yakni salah-satunya
melakukan pekerjaan yg dilakukan oleh yg lainnya, sehingga masing-masih dari
kedua orang menjadi subjek dan objek).
2). لمعنى "فَعَّلَ"
Contoh:
ضاعف الله
“Allah
melipat gandakan”
(yakni,
satu arti dengan DHA’-'AFA “melipatkan”)
3). لمعنى "أفْعَلَ" التي للتعدية /bermakna wazan af’ala untuk memuta’addikan fiil lazim.
Contoh:
عافاك الله
“semoga Allah menyembuhkan kamu”.
(yakni,
se arti dengan اعفك
“menyembuhkan/menyehatkan kamu”)
4(. لمعنى
"فَعَلَ" المُجَرَّد /bermakna fa’ala
(fi’il mujarrad)
Contoh:
سافر زيد
“zaid
bepergian”
قاتله الله
“semoga
Allah membinasakannya”
بارك الله فيك
“semoga
Allah memberkahimu”.
Ketiga Wazan أفعل
Tambahan hamzah qotho’ di awal kalimah:
1).
للتعديّة (memuta’addikan fi’il lazim), contoh:
Ta’diyyah
adalah merubah fi’il lazim
menjadi muta’adi.
Contoh:
أَكْرَمْتُ زَيْدًا “Saya memuliakan Zaid”.
Dalam hal ini apabila
fi’il aslinya adalah muta’adi pada maf’ul satu, maka ketika
diikutkan pada wazan ini maka akan menjadi muta’adi pada dua maf’ul.
Contoh: أَقْرَأْتُهُ الْقُرْآنَ “Saya membacakannya Al-Qur’an”.
Demikian pula apabila
asalnya adalah muta’adi pada dua maf’ul, maka akan menjadi muta’adi
pada tiga maf’ul.
Contoh: أَعْلَمْتُ زيدًا عمرًا مُسافرًا “Saya memberitahukan Zaid, bahwa Amar yang
pergi”
2). للدخول في الشّيء (Masuk pada sesuatu)
Contoh:
أمسى المسافر
Musafir itu/seorang yg dalam perjalanan itu sudah masuk
sore.
3). لقصد المكان (Menuju
ke suatu tempat)
contoh:
أحجز زيد
Zaid hendak ke Hijaz
أعرق زيد
Zaid hendak ke Iraq
4). لوجود مااشْتَقَّ
منه الفعلُ في الفاعل (untuk menunjukkan adanya sesuatu pada Fa’il, yg fi’ilnya dimusytaq dari
nama berang tsb/ munculnya asal fi’il didalam fa’il)
Contoh: أَثْمَرَ الطَّلْحُ “Pohon pisang itu telah berbuah”
مااشْتَقَّ disini adalah ثَمَرٌ, dan darinyalah
tercetak fi’il (pekerjaan), yang pekerjaan tersebut terjadi pada fa’il-nya.
contoh:
أثمر الطلح
pohon itu telah berbuah
أورق الشجر
pohon itu telah berdaun
5). للمُبالَغَة (mempersangat/melebihkan),
contoh:
أشغلت عمرا
aku menyibukkan ‘Amar, yakni aku menjadikannya lebih sibuk.
6). لوِجْدانِ الشيءِ في
صِفةٍ (merasakan adanya sesuatu di dalam suatu sifat/ menemukan
sesuatu pada sifat)
contoh:
أعظمت زيدا
aku mendapati zaid seorang yang agung.
أحمدت زيدا
aku mendapati zaid seorang yang terpuji.
7). للصَّيْرُورة
(Berubah
menjadi) (menjadi), contoh:
أقفر البلد
Negeri itu menjadi gersang
8). للتَّعْريْض
(Memamerkan, menampakkan/memajang).
Maksudnya fa’il menawarkan
supaya maf’ul-nya diberi hukum dengan asalnya fi’il.
contoh:
أباع الثوب
aku memajang baju untuk dijual.
9). للسَّلْب
(Menarik,
menghilangkan, menanggalkan),
contoh:
أشفى المريض
orang sakit itu
telah hilang kesembuhannya
10). للحَيْنونَة (Tiba masanya), contoh:
أحصد الزرع
tanaman itu sudah
waktunya panen.
b. Apabila
tambahannya 2 menjadi 5, maka bernama ثلاثي مزيد خماسي
Fi’il Tsulatsi Mazid Khumasi
adalah bentuk kalimah fiil yang terdiri dari 5 huruf, yang 3 huruf asli dan
yang 2 Huruf tambahan.
Fi’il Tsulatsi Mazid Khumasi ada 5 wazan
Pertama : تفعّل - يتفعّل - تفعّل
1). لِمُطاوَعَة
فَعَّلَ (sebagai Muthowa’ah dari fi’il wazan “Fa”ala) Muthowa’ah adalah
peristiwa terjadi oleh sebab pekerjaan Fi’il Muta’addi, contoh:
كسرت الزجاج فتكسر
aku memecahkan kaca, maka kaca menjadi pecah.
2). للتَّكْليْف (Penekanan makna , berdaya upaya dalam pekerjaan untuk
menghasilkan),
وهو معاناة الفاعلِ الفعلَ لِيَحْصُلَ
“Maksudnya adalah fa’il (pelaku) berusaha dengan keras dalam melakukan
perbuatan agar dapat berhasil”
Contoh: تَشَجَّعَ زيدٌ “Zaid memberanikan diri”
contoh:
3). لاتِّخَاذِ الفاعل أصْلَ
الفعل مفعولاً (menjadikan asal bentuk Fi’il sebagai Maf’ul),
contoh:
تبنيت يوسف
aku mengambil Yusuf sebagai anak.
4). للدلالة على مجانبة الفعل (untuk menunjukkan keengganan/ menjauhi perbuatan atau asal fi’il)
contoh:
تذمم زيد
Zaid menghindari celaan.
5). للصّيرورة (menjadi),contoh:
تأيمت المرأة
perempuan itu menjadi janda.
6). للدّلالة على حُصُولِ أصْلِ الفِعلِ مَرَّةً
بَعْد أُخرى
(menunjukkan pekerjaan terjadi satu demi satu),
contoh:
تجرع زيد
Zaid minum seteguk demi
seteguk.
7). للطَّلَب (Meminta, mengharap)
contoh:
تعدجل الشيء
dia
mengharap sesuatu dg segera
تبين الشيء
dia
mengharap kejelasan sesuatu.
Kedua : تفاعل - يتفاعل - تفاعل
Dengan penambahan ta’ dan alif
Dengan penambahan ta’ dan alif
1). للمُشَارَكَة بين الإثْنَيْن
فَأكثر (persekutuan
timbal balik antara dua orang atau lebih),
contoh:
تصالح القوم
Kaum saling damai/rukun.
تضارب زيد وعمرو
Zaid dan Amar saling pukul.
Perbedaan faidah musyarakah pada wazan فَاعَلَ dengan تَفَاعَلَ
yaitu:
a) Musayarakah pada bab تَفَاعَلَ
itu dilakukan oleh dua orang atau lebih. Sedangkan pada bab فَاعَلَ hanya dilakukan oleh dua orang saja.
b) Musyarakah pada babفَاعَلَ itu diawali oleh orang yang menang dalam musyarakah tersebut.
Sedangkan pada bab تَفَاعَلَ
tidak diketahui
siapa yang memulai, dan siapa yang unggul.
c) Musyarakah pada bab فَاعَلَ lafadznya mengandung makna muta’adi. Sedangkan pada bab تَفَاعَلَ justru merubah fi’il muta’adi menjadi lazim. Dalam arti
ketika fi’il muta’adi pada satu maf’ul maka akan menjadi lazim. ضَرَبَ زيدٌ عمرًا = ضارَبَ زيدٌ
عمرًاà تَضَارَبَ زيدٌ وعمروٌ.
Dan ketika fi’il itu muta’adi pada dua maf’ul
maka berubah menjadi muta’adi pada maf’ul satu.
Contoh:عَاطى زيدٌ عمرًا درهمًا à تَعَاطى زيدٌ وعمروٌدرهمًا
2). لإظْهارِ
ما ليسَ في الواقِع (menunjukkan sesuatu
yg tidak sebenarnya /pura-pura), contoh:
تمارض زيد
Zaid pura-pura sakit.
3). للوُقُوْعِ تَدْرِيْجًا
(menunjukkan pekerjaan secara
berangsur-angsur).
توارد القوم
Kaum datang satu-persatu.
4). لِتأْديّة معنى المُجَرَّد (berlaku seperti makna mujarradnya), contoh:
تعالى و تسامى
tinggi (sebagaimana makna ALAA dan SAMAA)
5). للمُطاوَعَة فَاعَلَ (sebagai Muthowa’ah dari fi’il wazan “Faa’ala) Muthowa’ah adalah
peristiwa terjadi oleh sebab pekerjaan Fi’il Muta’addi, contoh:
باعدته فتباعد
aku menjauhinya, maka menjadi jauhlah dia.
ومعنى المطاوعة حصول الاَثَرِ مِن فعلٍ الى فعلٍ اَخَر
يُلاقيْه اشْتِقاقًا
“Arti
muthowa’ah adalah hasilnya bekas dari satu pelaku pekerjaan kepada pelaku
pekerjaan yang lain, yang sama asal tercetaknya”
Contoh: بَاعَدْتُهُ فَتَبَاعَدَ “Aku jauhkan dia, maka dia menjadi
jauh”
Dari beberapa faidah wazan تَفَاعَلَ yang sering dijumpai dan sering dipakai adalah faidah للمشاركة بين اثنين
Ketiga
: افتعل - يفتعل - افتعل
dengan tambahan hamzah dan ta’
dengan tambahan hamzah dan ta’
1). لمُطاوعة فَعَلَ
Contoh:
جَمَعْتُ الإبِلَ فَاجْتَمَعَ
“Aku kumpulkan unta itu, maka unta itu menjadi berkumpul”
2). للإتِّخاذ (Membuat)
Contoh: احْتَبَزَ زيدٌ “Zaid membuat
roti”
3). لزِيادة
المُبالغة (Menambah arti mubalaghoh)
Contoh: اكْتَسَبَ
زيدٌ “Zaid berkerja keras (susah payah)”
4). لِمعنى
فَعَلَ
Contoh: اجْتَذَبَ زيدٌ “Zaid
menarik”
5). لمعنى
"تَفَاعَلَ" التى للمشاركة
Contoh: اخْتَصَمَ زيدٌ وعمروٌ “Zaid dan Amar bertengkar”
6). للطَّلب
Contoh: اكْتَدَّ زيدٌ عمرًا
“Zaid meminta Amar agar bekerja keras”
Dari
beberapa faidah wazan افْتَعَلَ yang sering dijumpai dan sering dipakai adalah faidah للمطاوعة.
Keempat : انفعل - ينفعل - انفعل
dengan tambahan hamzah dan nun
dengan tambahan hamzah dan nun
1). لمُطاوعة
فَعَلَ
Contoh: كَسَرْتُ
الزُّجَاجَ فَانكَسَرَ “Aku pecahkan kaca itu, maka kaca itu menjadi
pecah”
2). لمُطاوعة
"أفْعَلَ" قليلاً
Contoh: اَزْعَجَهُ
فَانْزَعَجَ “Dia mengusirnya, maka terusirlah dia”
Kelima: افعلّ - يفعلّ – افعلّ (dengan tambahan hamzah dan syaddah)
1). للدِّلالة
على الدُّخُولِ في الصِّفة (Menunjukkan masuknya fa’il pada
suatu sifat)
Contoh: اِحْمَرَّ
الْبُسْرُ “Buah kurma itu telah merah
2). للمُبالغة (Melebihkan pada sifat)
Contoh: اِسْوَدَّ اللَّيْلُ “Malam itu sangat gelap”
3). للعيوب
Contoh: اَعْوَرَّ زيْدٌ “Zaid menjadi buta sebelah matanya.”
Dari beberapa faidah wazan افْعَلَّ yang sering dijumpai dan sering dipakai adalah faidah للدِّلالة
على الدُّخُولِ في الصِّفة dan للعيوب.
c.
Apabila tambahannya 3 menjadi 6, maka
bernama ثلاثي مزيد سداسي
Fi’il Tsulatsi Mazid Tsudasi adalah bentuk kalimah fiil yang berjumlah 6
huruf yang 3 huruf asli dan 3 huruf tambahan.
Fi’il Tsulatsi Mazid sudasi ada 4 wazan, yaitu :
Pertama : استفعل - يستفعل – استفعالا
dengan penambahan hamzah, sin dan ta’
dengan penambahan hamzah, sin dan ta’
1). لطلب الفعلِ (Meminta
terjadinya pekerjaan)
Maksudnya adalah
permintaan fa’il pada asal fi’il dari maf’ulnya.
Contoh: أَسْتَغْفِرُ
اللهَ (saya memohon ampun kepada Allah)
berarti saya meminta Allah mengampuni saya.
2). للوِجْدانِ على صفةٍ (Menemukan sifat).
Maksudnya adalah fa’il menemukan suatu sifat yang dimiliki oleh maf’ul.
Contoh: اسْتَعْظَمْتُ
مُحَمَّدًا (saya menemukan keagungan dari diri
muhammad)
3). التحول و التشبه `( Perubahan dan penyerupaan ).
Contoh
استحجر الطين Artinya tanah
telah menjadi batu,
استاسد احمد artinya ahmad telah menyerupai singa.
4). للتَّكَلُّف (Membebani)maksudnya pelaku
berusaha lebih untuk menampakkan sesuatu dari dalam dirinya.
Contoh: اسْتَجْرَأَ
مُحَمَّدٌ ( Muhammad memberanikan diri)
5). لمعنى فَعَلَ المُجرَّد
Contoh: اسْتَقْرَأَ bermakna قَرَّ
(tetap)
6). فَاعَلَ و أَفْعَلَ. للمطاوعة
Contoh: اَرَاحَهُ
فَاسْتَرَحَ “Dia menyenangkannya, maka ia menjadi senang”
Dari beberapa faidah wazan اسْتَفْعَلَ
yang sering dijumpai dan sering dipakai adalah
faidah للطلب.
Contoh: أَحْكَمْتُهُ,
فَسْتَحْكَمَ (saya telah mengukuhkannya, maka jadilah kukuh)
Kedua
: افعوعل - يفعوعل - فعوعلا
dengan penambahan hamzah, wawu dan penggandaan ‘ain fi’il-nya memiliki makna
dengan penambahan hamzah, wawu dan penggandaan ‘ain fi’il-nya memiliki makna
1).
للمُبالغة
Contoh: اِحْدَوْدَبَ
زيدٌ “Zaid sangat bungkuk
2). لمعنى "فَعَلَ" المجرّد
Contoh: اِحْلَوْلَى
التَّمَرُ
“Kurma itu manis”
Ketiga
: افعوّل - يفعوّل - افعوّل
Dengan penambahan hamzah dan wawu bersyaddah, memiliki makna
Dengan penambahan hamzah dan wawu bersyaddah, memiliki makna
mubalaghoh
atau “sangat”, contoh : Kata خرَط bermakna “redup”,
bila diubah menjadi اخروّط bermakna “sangat redup”.
1).
للمُبالغة اللاَزِم
(Memaksimalkan
makna lazim)
Contoh: اِجْلَوَّدَ
الإِبِلُ “Unta itu berjalan sangat cepat”
Keempat : افعالّ - يفعالّ - فعلاًا
dengan penambahan hamzah, alif dan syaddah memiliki makna mubalaghoh atau “sangat”, contoh : Kata حمِر bermakna “merah”, bila diubah menjadi احمرّ bermakna “sangat merah” dan menjadi احمارّ bermakna “sangat amat merah”.
dengan penambahan hamzah, alif dan syaddah memiliki makna mubalaghoh atau “sangat”, contoh : Kata حمِر bermakna “merah”, bila diubah menjadi احمرّ bermakna “sangat merah” dan menjadi احمارّ bermakna “sangat amat merah”.
1). للمُبالغة في الدخول في صفَة (Memaksimalkan makna masuk pada sifat)
Contoh: اِصْفَارَّ
الْمُوْزُ “Pisang itu sangat kuning”
B. Fi’il Ruba’i
(Fi’il bangsa empat huruf)
1. Mujarrad
Fi’il jumlah huruf asalinya 4, tanpa ada penambahan.
Fiil Ruba'I Mujarraod adalah bentuk kalimah Fiil yang
terdiridari 4 huruf yang asli.
Fiil
Ruba'I Mujarrod memiliki 1 wazan yaitu فعلل- يفعلل
WAZAN
|
MAUZUN
|
فَْعْلَلَ يُفَعْلِلُ فَعْلَلَةً فِعْلاَلاً
|
دَحْرَجَ يُدَحْرِجُ دَحْرَجَةً دِحْرَاجًا
|
Fi’il
Mulhaq Ruba’i Mujarrad, ada 6 Bab.
|
1. 2. Mazid
Fi’il jumlah huruf asalinya
4, lalu ada penambahan huruf untuk mendapat arti yang diinginkan.
a.Apabila
tambahannya 1 menjadi 5, maka bernama رباعي مزيد خماسي
Ruba'I Mazid khumasi adalah bentuk kalimah fiil yang
terdiri dari 5 huruf, yang 4 huruf asli dan 1 huruf tambahan.
Fi’il Ruba’i Mazid khumasi hanya ada satu wazan, yaitu
تَفَعْلَلْ- يَتَفَعْلَلُ - تَفَعْلَلَ
dengan penambahan ta’ memiliki makna muthowa’ah atau ” hasil perbua tan”, contoh :
Kata دحرج bermakna “menggulingkan”, bila diubah menjadi تدحرج bermakna “terguling”.
dengan penambahan ta’ memiliki makna muthowa’ah atau ” hasil perbua tan”, contoh :
Kata دحرج bermakna “menggulingkan”, bila diubah menjadi تدحرج bermakna “terguling”.
Fi’il Ruba’i Mazid Khumasi Memiliki Mulhaq (Fiil Tsulasi
mujarrod yang disamakan) yang berjumlah 7 yaitu :
Pertama
: تفعلل
Kedua : تفوعل
Ketiga
: تمفعل
Keempat : تفيعل
Kelima : تفعول
Keenam :تفعيل
Ketujuh : تفعلى
WAZAN
|
MAUZUN
|
تَفَعْلَلَ يَتَفَعْلَل تَفَعْلُلاً
|
تجلبب يتجلبب تجلبباً
|
تَفَوْعَلَ يَتَفَوْعَلُ تَفَوْعُلاً
|
تَجَوْرَبَ يَتَجَوْرَبُ تَجَوْرُبَاً
|
تَفَيْعَلَ يَتَفَيْعَلُ تَفَيْعُلاً
|
تَشَيْطَنَ يَتَشَيْطَنُ تَشَيْطُنَاً
|
تَفَعْوَلَ يَتَفَعْوَلُ تَفَعْوُلاً
|
تَرَهْوَكَ يَتَرَهْوَكُ تَرَهْوُكَاً
|
تَفَعْلَى يتَفَعْلَى تَفَعْلِيِاً
|
تَسَلْقَى يَتَسَلْقَى تَسَلْقِيَاً
|
افْعَنْلَلَ يَفْعَنْلِل افْعِنْلالاً
|
اقْعَنْسَسَ يَقَعَنْسَسُ اقْعِنْسَاسَاً
|
افْعَنْلَى يَفْعَنْلَى افْعِنْلاءً |
اسْلَنْقَى يَسْلَنْقَى اسْلِنْقَاءً |
b. Apabila
tambahannya 2 menjadi 6, maka bernama رباعي مزيد سداسي
Fi’il
Ruba’i Mazid Sudasi adalah bentuk
kalimah fil yang terdiri dari 6 huruf, yang 4 huruf asal dan yang 2 huruf
tambahan.
Fi’il Ruba’i Mazid Sudasi ada 2 wazan,
yaitu :
Pertama :
افْعِنْلالاً يَفْعَنْلِل افْعَنْلَلَ ( dengan penambahan hamzah dan nun memiliki makna muthowa’ah atau hasil
perbuatan.
Contoh
: Kata حرجم bermakna
“mengumpulkan, bila diubah menjadi احرنجم bermakna
“terkumpul” atau “berdesakan”.
Kedua : افْعِلالاً يَفْعَلِلُّ افعَلَلَّ
Contoh : اقْشِعْرَارَاً يَقْشَعِرُّ اقْشَعَرَّ
Fiil
Ruba'i Mazid Sudasi berwazan افعنلل – يفعنلل memiliki mulhaq (Fiil
Tsulasi mujarrod yang disamakan) yang berjumlah 2 yaitu
Pertama : افغنلل
Kedua : افعنلى
Kedua : افعللّ - يفعللّ
dengan penambahan hamzah dan syaddah memiliki makna mubalaghoh atau “sangat”, contoh : Kata قشعر bermakna “berkerut”, bila diubah menjadi اقشعرّ bermakna “sangat berkerut”.
Kedua : افعللّ - يفعللّ
dengan penambahan hamzah dan syaddah memiliki makna mubalaghoh atau “sangat”, contoh : Kata قشعر bermakna “berkerut”, bila diubah menjadi اقشعرّ bermakna “sangat berkerut”.
3. Mulhaq
Fi’il jumlah huruf asalinya 4, dengan
menyamakan diri fi’il yang 4 huruf.
Mulhaq
ruba'I Mujarrod adalah bentuk kata fiil Tsulasi yang disamakan dengan Ruba'I
Mujarrod. Jumlah wazan Mulhaq Ruba'I Mujarrod ada 7
Pertama : فعلل – يفعلل
Kedua :
فوعل – يفوعل
Ketiga
: فيعل – يفيعل
Keempat
: فعول – يفعول
Kelima
: فعيل – يفعيل
Keenam
: فعلى – يفعلى
Ketujuh
: فعنل – يفعنل
Tidak ada komentar:
Posting Komentar